Rabu, 14 Januari 2015

Masjid, Aschabul Kahfi Masjid unik dalam perut bumi



Apakah anda pernah mendengar tentang Masjid Achabul Kahfi perut bumi Almaghribi?? Mungkin memang masjid ini tidak begitu terkenal seperti Masjid Turen Malang, namun masjid ini cukup menyenangkan untuk di kunjungi, Masjid Aschabul kahfi ini biasa di sebut juga dengan masjid perut bumi, kalau biasanya masjid mempunyai kubah yang menjulang tinggi ke langit namun beda dengan masjid ini, Masjid Aschabul Kahfi mempunyai ke unikan tersendiri karena masjid ini berada di dalam perut bumi atau bisa di sebut juga di dalam gua. Masjid Aschabul Kahfi bisa dibilang langka dan unik, karena masjid ini memanfaatkan lorong gua alias perut bumi sebagai baitullah, terbukti daya tariknya dari masjid ini, banyaknya penziarah dari pulau jawa yang datang ke masjid ini.
Lokasi
Lokasi Masjid Aschabul Kahfi ini sangat mudah di capai karena berada ditepi jalan raya, Masjid Aschabul Kahfi ini berlokasi di komplex pondok pesantren Syehk Maulana Maghrobi di Dusun Wire, Kelurahan Gedungombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Masjid ini cukup menarik perhatian karena dari kejauhan sudah terlihat papan nama yang bertuliskan “Masjid Aschabul Kahfi Perut Bumi Almaghribi” dan uniknya hanya papan saja tanpa adanya kubah masjid yang terlihat, dari luar hanya gerbangnya saja yang terlihat, cukup menarik bukan??

Keunikan
Dari papan namanya saja sudah terlihat ke unikannya apalagi saat ada di dalamnya, Saat anda memasuki pintu gerbang anda akan melihat kaligrafi yang berkolaborasi dengan tulisan jawa, di gerbang ini di lengkapi oleh gapura yang kira-kira hanya mempunyai ketinggian 2 meter saja, juga terdapat tangga yang membantu para pengunjung untuk bisa turun menuju bangunan utama masjid. Di dalam bangunan utama masjid memang tanpa cahaya matahari, masjid ini mempunyai ruangan utama yang gelap, dan hanya ada cahaya dari lampu, masjid ini terlihat eksotis lagi dengan adanya batuan stalaktit dan stalakmit yang mengering dan menjadi batuan kapur yang sudah tidak bisa meneteskan air dan sudah di modifikasi namun tetap memperlihatkan bentuk aslinya.
Petunjuk ghoib
Lokasi pondok pesantren dan masjid ini dulunya adalah tanah negara, semua memang kehendak ALLAH sebelum di membebaskan tanah yang semula berstatus tanah negara, KH Subhan menuturkan bahwa beliau mendapat petunjuk ghoib dari Syekh Maulana Maghrobi [ seorang guru besar para wali di tanah jawa] dalam petunjuknya beliau di minta untuk membersihkan gua yang ada di Wire ini, sebelumnya pak kyai bersemedi selama 3 hari di tempat tersebut, setelah tanahdi bebaskan ternyata di bawahnya terdapat lorong-lorong gua yang luas, yang mana pada saat ini lorong-lorong tersebut di jadikan tempat mengaji para santri.
Arsitektur
Awalnya Masjid Aschabul Kahfi merupakan gua yang tidak ada manfaatnya, tandus berbatu dan tidak terawat, lalu sang Kyai Haji Subhan mempunyai ide kreatif untuk memanfaatkan gua ini sebagai tempat ibadah, bahkan bangunan ini tidak menggunakan arsitek manapun, kyai subhan sendirilah yang menjadi arsitek masjid unik ini, dan beliau sendirilah yang mendesain dan mengarahkan tukang-tukang pada bangunan tersebut.
Arsitektur bangunan Masjid Aschabul Kahfi menyerupai dan memang mirip dengan bangunan Arab, dengan pilar-pilar yang melingkar-lingkar terbuat dari marmer. Bukan berarti karena Masjid Aschabul Kahfi berada di perut bumi Masjid ini tidak mempunyai kubah, tapi ternyata Masjid Aschabul Kahfi ini mempunyai kubah yang megah di atas masjid namun karena masjid ini berada di bawah tanah jadi kubahnya juga sejajar dengan tanah di atas masjid, yang mana tanah di sekitar kubah di jadikan tempat santai untuk para penziarah.

Ruangan tempat semedi

Masjid Aschabul Kahfi ini sangat luas kira-kira mencapai 3 hektar dan tentunya masjid ini mempunyai beberapa ruangan, seperti ruangan istighosah, ruang pertemuan, kuliah shubuh, banyak lorong-lorong yang di gunakan sebagai tempat mengaji para santri dan ruangan yang paling luas seperti aula yang saat ini di fungsikan menjadi Masjid, konon katanya ini dulunya adalah gua Putri Sendangharjo dan ruangan yang saat ini menjadi ruangan istighosah dulunya dalah gua Singojoyo, yang mana dulunya gua-gua tersebut menjadi tempat semedi para tokoh islam sebelum walisongo.
Motivasi membuat gua menjadi Masjid

Motivasi KH Subhan untuk menjadikan gua ini menjadi masjid ialah, dari zaman Nabi Musa AS sampai Nabi Muhammad SWT semua wahyu yang di terimanya pada saat berada di dalam gua, jadi keinginan besar KH Subhan adalah dia ingin mengajarkan ilmu keagamaan kepada santrinya di dalam gua seperti para nabi menerima wahyu-wahyunya, beliau lebih menekankan pada pengajaran ilmu Al-qura’n dan hadist.
Sampai saat ini Masjid Aschabul Kahfi belum rampung 100 persen pengerjaannya, tapi masjid ini sudah bisa di gunakan ibadah karena sebagian besar interiornya sudah selesai di kerjakan. Dan di setiap harinya juga banyak pengunjung yang datang untuk beribadah di masjid ini.
Demikia ulasan dari kami tentang Masjid Aschabul Kahfi yang ada di perut bumi, semoga bermanfaat bagi anda. Jikalau anda sedang berada di Tuban jangan lupa untuk singgah di masjid Aschabul Kahfi  ini untuk beribadah.




Wisata religi Makam Wali Songo di tanah Jawa



Nama Wali Songo memang sudah tidak asing lagi di telinga orang Indonesia khususnya bagi umat muslim. Wali songo atau sembilan orang wali adalah tokoh bersejarah penyebar agama islam di Pulau Jawa, bukan hanya itu saya beliau semua juga aktif dalam membangun kemajuan  masyarakat seperti pendidikan, seni budaya, dan penanaman kearifan menurut ajaran islam.
Untuk mengingat perjuangam mereka para masyarakat membangun Makam Wali Songo menjadi agung dan megah, dan tentunya juga banyak bangunan-bangunan serta barang-barang para wali yang menjadi saksi akan perjuangan mereka yang sebagian masih di jaga ke utuhannya.
Makam Wali Songo kini di jadikan tempat wisata religi bagi umat muslim di Pulau Jawa melalui kegiatan ziarah kubur, di setiap harinya Makam Wali Songo tidak pernah sepi dari pengunjung, bahkan ada yang berziarah di Makam Wali Songo dari luar Pulau Jawa seperti dari Banjar Masin, Riau, Aceh. Makam Wali Songo tersebar di Pulau Jawa yaitu:
1.       Jawa Timur terdapat 5 Makam Wali Songo: Sunan Ampel, Sunan Drajat, Sunan Bonang, Sunan Giri, Maulana Malik Ibrahim.
2.       Jawa Tengah terdapat 3 Makam Wali Songo: Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Kalijogo.
3.       Jawa Barat terdapat 1 Makam Wali Songo: Sunan Gunung Jati.
Jadi semua totalnya terdapat 9 Makam Wali Songo di Pulau Jawa.
Biasanya tour ziarah kubur Makam Wali Songo memakan waktu minimal 5 hari maksimal 8 hari bagi penziarah dari Pulau Jawa, dan bagi penziarah dari luar pulau biasanya sampai 2 minggu. Biasanya rute yang di lalui dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan jawa barat atau sebaliknya juga bisa.
Berikut Makam-makam Wali Songo yang di jadikan wisata religi:
1. Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim [Gresik]
Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah sesepuh Wali Songo atau wali yang pertama kali membawa agama islam di pulau jawa. Syekh Maulana Malik Ibrahim juga bisa di sebut dengan Sunan Gresik, Syekh Maghribi, dan Maqdum Ibrahim As-Samarqondy. Di perkirakan beliau lahir pada abad ke 14 di Samarkand Asia tengah dan beliau wafat pada tahun 1419 setelah membangun dan menata pondokan di Leran.
Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim berlokasi di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa timur. Dari Makam Wali Songo yang lainnya, makam Syekh Maulana Malik Ibrahim memepunyai kekhasan tersendiri, semua itu bisa di lihat dari batu nisan dan tulisan arab, batu nisannya terbuat dari marmer dengan gaya Gujarat. 

2. Makam Sunan Ampel [Surabaya]
Sunan Ampel mempunyai nama asli Raden rahmat beliau putra dari Syekh Maulana Malik Ibrahim dengan ibu Putri Chempo, Sunan Ampel adalah tokoh utama dalam penyebaran islam khususnya di daerah Surabaya dan daerah-daerah sekitarnya.
Lokasi makam Sunan Ampel berada di dalam komplex Masjid Jami’ Ampel di kota Surabaya, di depan makam terdapat 2 gerbang pintu masuk yang besar bergaya eropa. Makam Sunan Ampel di kelilingi pagar tralis besi dan terpisah dengan makam-makam yang lainnya. Makam sunan Ampel adalah satu-satunya Makam Wali Songo di kota Surabaya.


3. Makam Sunan Giri [Gresik]
Kota Gresik memang mempunyai keistimewaan karena di terdapat 2 Makam Wali Songo kota ini yaitu Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri. Ke 2 makam tersebut menjadi daya tarik wisata di kota Gresik.
Sunan Giri sendiri adalah salah satu dari Wali Songo dan beliau juga pendiri kerajaan Giri Kedaton. Sunan Giri atau di sebut juga Raden Paku, Jaka Samudra, Raden ainul Yaqin, Prabu Sapmata, dan Sultan Abdul Faqih beliau termasuk salah satu murid Sunan Ampel yang juga menjadi. Beliau lahir di Blambangan Banyuwangi pada tahun 1442.
Lokasi makam Sunan Giri berada di desa Giri, Kebomas, Gresik, terdapat di salah satu bukit yang ada di daerah Kebomas.

4. Makam Sunan Drajat [Lamongan]
Sunan Drajat adalah salah satu putra Sunan Ampel saudar Sunan Bonang, saat kecil beliau di beri nama Raden Qasimkemudian mendapat gelar Raden Syarifuddin sejak kecil beliau terkenal dengan kecerdasannya, pada tahun 1442/1520 Masehi beliau di beri gelar Sunan Mayang Madu oleh Raden Fatah raja Kerajaan Demak Bintoro, ketika dewasa dan sudah menguasai agama Islam beliau menyebarkan agama islam di drajat dan mendirikan pesantren di Dalem Duwur di desa Drajat, Paciran, Lamongan.
Lokasi makam Sunan Drajat sangat mudah di jangkau dan dapat di tempuh dari Surabaya  maupun Tuban lewat jalan Dandeles [Anyer-Panarukan].

5. Makam Sunan Bonang [Tuban]
Sunan Bonang juga salah satu Wali Songo beliau putra dari Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Sunan Bonang lahir pada tahun 1465 dan di beri nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Makam Sunan Bonang ada 2 lokasi, yaitu di Tuban dan dan di Majalengka Jawa Barat, konon dulu saat ada kabar beliau wafat terjadi perebutan antar murid-murid yang mencintainya. Namun dari 2 lokasi tersebut kebanyakan orang hanya tahu makam Sunan Bonang di kota Tuban saja.

6. Makam Sunan Muria [Jepara]
Sunan Muria di lahirkan dengan nama Raden Umar sai’d, beliau adalah putra dari Sunan Kalijaga dengan Dewi Soejinah putri dari Sunan Ngudung. Nama Sunan Muria sendiri berasal dari Gunung Muria tempat beliau di makamkan.
Lokasi makam Sunan Muria berada di desa Colo, Kecamatan Dawe tepatnya di atas puncak Gunung Muria, di sini di sediakan ojek sepeda motor untuk berada di makam Sunan Muria dan juga terdapat anak tangga sejauh 1 km untuk mencapai puncak Gunung muria. Inilah salah satu Makam Wali Songo yang penuh kesabaran untuk mencapai Makamnya.

7. Makam Sunan Kudus [Kudus]
Sunan Kudus di lahirkan dengan nama Ja’farshoddiq dari ayah Sunan Ngudung dan Ibu Syarifah [adik Sunan Bonang] Sunan Kudus pernah menjabat sebagai panglima perang kesultanan Demak dan juga menjabat hakim pengadilan di kesultanan Demak dan dalam masa pemerintahan Sunan Prawoto beliau bertugas sebagai penasehat Arya Panangsang.
Dalam dakwahnya untuk penyebaran agama Islam beliau mempunyai cara unik yakni dengan menggunakan sapi sebagai sarana menarik masyarakat untuk mendengarkan dakwahnya. Sunan Kudus di perkirakan wafat pada tahun 1550 sebelum beliau wafat beliau berpesan kepada masyarakat Kudus bahwa pada hari raya Idhul adha masyarakat tidak di perbolehkan untuk menyembelih sapi, dan sebagai gantinya adalah kerbau, hal tersebut untuk  menghormati masyarakat penganut agama hundu. Dan juga banyak peninggalan-peninggalan Sunan Kudus yang sampai ini masih kokoh berdiri seperti Masjid Menara Kudus dan Masjid Agung Kudus yng mana Masjid Agung Kudus bertempat di alun-alun kota Kudus.
Sunan Kudus di makamkan di Masjid Menara Kudus yang berlokasi di desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah.

8. Makam Sunan Kalijogo [Demak]
Demak adalah kerajaan islam pertama kali di pulau jawa, tidak heran jika di kota ini banyak budaya tentang islam dan tentunya di kota Demak juga terdapat Makam Wali Songo yakni makam Sunan Kalijogo yang berlokasi di desa Kadilangu.
Sunan Kalijogo lahir pada tahun 1450 dengan nama Raden Sahid namun beliau juga mempunyai sebutan lain yakni Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Dan nama Sunan Kalijogo itu di berikan oleh masyarakat Cirebon karena konon beliau sangat setia menjaga tongkat emas milik Sunan Bonang di pinggir kali [sungai] selama 3 tahun.

9. Makam Sunan Gunung Jati [Cirebon]
Makam Sunan Gunung Jati adalah 1 dari ke 9 Makam Wali Songo yang ada di Jawa Tengah tepatnya di desa Astana, Kecamatan Cirebon Utara sekitar 6 km dari kota Cirebon.
Dari Makam Wali Songo yang lainnya Makam Sunan Gunung Jati juga memepunyai ke khasan tersendiri yakni makamnya berhiaskan ornamen dari piring-piring china. Dari cerita yang beredar Sunan Gunung Jati pernah menikahi Putri Ong Tien dari China sehingga kebudayaan Tiongkok terlihat di makam Sunan Gunung Jati.
Sunan Gunung Jati atau Raden Syarif Hidayatullah adalah cucu dari Prabu Siliwangi. Beliau sendiri adalah sahabat para sunan.

Itulah Makam Wali Songo yang wajib di kunjungi di saat anda mengikuti tour ziarah Makam Wali Songo, biasanya dalam 1 paket tour ziarah Makam Wali Songo bukan hanya Makam Wali Songo saja yang di kunjungi namun juga makam-makam para orang-orang yang ikut serta menjadi pejuang untuk penyebaran agama islam di Pulau Jawa.
Demikian artikel dari saya semoga bermanfaat bagi anda yang membacanya.........